oleh Angel Rezky Pratama
Di pagi yang sangat cerah, aku terbangun
untuk melihat sekolah baruku. Aku baru saja pindah ke Jakarta. Dengan sangat
semangat aku ingin melihat sekolah baruku di sini. Dengan cepat-cepat aku
mandi, pakai baju, dan sarapan. Setelah itu aku tinggal menunggu angkutan. Beberapa
menit kemudian aku melihat angkutan langsung saja aku naik. Singkat cerita, sampai di sekolah baruku, aku terpana-pana melihatnya.
"Sungguh indahnya sekolah ini, di
bersihkan dengan baik dan luas sekali." kataku.
Langsung saja aku masuk ke sekolah yang
diberi tahu oleh orang tuaku. Tiba-tiba ada yang menyenggolku dari belakang dan
berkata, "Anak baru yah?"
Langsung saja aku kaget dan dia langsung
pergi masuk ke dalam sekolah itu,aku terheran-heran, "Siapa dia dan kok sok kenal
betul..." kataku dalam hati.
Sampaiku di halaman sekolah ternyata
anaknya banyak betul yang sekolah di sini,dan sepertinya sekolah ini
favorit. Dan aku mencari-cari kelasku X-X sambil berkeliling dan
melihat-lihat. Sampailah aku di kelasku, aku duduk saja di bagian paling belakang
dan paling pojok. Sambil melihat-lihat dan membaca buku, ternyata bel masuk sudah
berbunyi. Masuklah semua teman-teman di kelasku, aku masih ragu untuk berkenalan
kepada mereka
Ada seorang cowok yang berjalan menuju
ke arahku. Entah kenapa dia berjalan ke arahku padahal banyak yang menawarinya
duduk di sebelahnya. Pas aku melihat wajahnya ternyata dia yang menyenggolku
tadi. Langsung saja aku berbalik muka padanya, pas aku balik ke dia aku kaget.
"Kenapa kamu duduk di sini? Padahal banyak tempat
duduk yang kosong..."aku berkata dengan gemetar dan sedikit takut.
"Jika kamu ingin mengusirku kamu saja
yang pindah..." dia berkata dengan
sedikit tegas.
Dag..dig..dug.. suara jantungku yang
berdebar. Aku ingin pindah tapi yang lainya tidak membolehkanku duduk di
sebelahnya.
"Tamat riwayatku..." kataku dengan
pasrah.
Pelajaranpun sudah di mulai, "Bist..bist..siapa namamu..?" kata cowok yang ada di sebelahku.
"Namaku Vega, kamu?"
Ting..tong..ting..tong.. Bel tanda istrahat berbunyi, "Namaku Rio." sambil berlari keluar. Pada saat aku ke kantin aku makan sendiri tak ada yang ingin makan denganku tiba-tiba ada kakak kelas yang mendatangiku.
"Dengar-dengar kamu cari perhatian sama Rio yah..? Rio itu milik gue gak ada yang bisa merebut Rio dari gue, loe ngerti gak?" langsung saja kakak kelas yang cantik dan populer itu mengangkat tangannya yang ingin menamparku.
Dengan nafas yang panjang dan wajah yang pasrah ingin menangis, tiba-tiba...
"Stop..!! Jangan ganggu dia, dan jangan sakiti dia loe sakiti dia gue sakiti juga loe..!" kata Rio yang sambil menahan tangan kakak kelas yang ingin menamparku. Dengan wajah kesal kakak kelas itu langsung saja pergi. "Kamu gak apa-apa kan, Veg..?" Sambil memegang wajahku dan menggerak-gerakannya.
"Ya, aku gak apa-apa, kenapa kamu menolongku?" kataku yang sambil ingin menangis.
Ting..tong.. Bel masuk berbunyi, "Karena aku suka saaa..."
"Hey Rio, cepat kesini!" kata temannya. Langsung dia berlari dan berteriak.. "Kamu mau enggak jadi pacarku, kutunggu besok jawabannya!"
"Hah..!! Apa katanya baru aja kenalan kok udah kayak gini.. Rio nih aneh loh."
"Namaku Vega, kamu?"
Ting..tong..ting..tong.. Bel tanda istrahat berbunyi, "Namaku Rio." sambil berlari keluar. Pada saat aku ke kantin aku makan sendiri tak ada yang ingin makan denganku tiba-tiba ada kakak kelas yang mendatangiku.
"Dengar-dengar kamu cari perhatian sama Rio yah..? Rio itu milik gue gak ada yang bisa merebut Rio dari gue, loe ngerti gak?" langsung saja kakak kelas yang cantik dan populer itu mengangkat tangannya yang ingin menamparku.
Dengan nafas yang panjang dan wajah yang pasrah ingin menangis, tiba-tiba...
"Stop..!! Jangan ganggu dia, dan jangan sakiti dia loe sakiti dia gue sakiti juga loe..!" kata Rio yang sambil menahan tangan kakak kelas yang ingin menamparku. Dengan wajah kesal kakak kelas itu langsung saja pergi. "Kamu gak apa-apa kan, Veg..?" Sambil memegang wajahku dan menggerak-gerakannya.
"Ya, aku gak apa-apa, kenapa kamu menolongku?" kataku yang sambil ingin menangis.
Ting..tong.. Bel masuk berbunyi, "Karena aku suka saaa..."
"Hey Rio, cepat kesini!" kata temannya. Langsung dia berlari dan berteriak.. "Kamu mau enggak jadi pacarku, kutunggu besok jawabannya!"
"Hah..!! Apa katanya baru aja kenalan kok udah kayak gini.. Rio nih aneh loh."
Keesokan harinya...
"Itu anak baru yang di tembak oleh Rio
yah. Ih cantik juga yah." kata murid-murid yang sedang bisik-bisik. Langsung saja
aku berlari dan masuk ke kelasku dan duduk sambil memikirkan hal yang
kemaren, tiba-tiba Rio datang dan menanyakan hal yang tidak bisa ku jawab, "Gimana
jawabannya nih, Veg?"
Tiba-tiba datang seseorang dan
menghampiri Rio. "Rio, kamu apa-apaan sih sayang? Kok kayak gitu?" kata Rina, kakak kelas
yang ingin menamparku kemarin.
"Apaan sih kamu ini Rina, aku gak mau dan
tak akan pernah menjadi pacarmu" kata Rio yang membentak Rina.
"Ya, Rio, aku menerimamu.." kataku.
"Ok Veg, nanti kita kencan yuk. Di taman
ku tunggu jam 10 besok, ok?" katanya dengan kembali duduk di sampingku.
Hari kencan pun tiba.
"Hai, Rio, kamu dimana?" kataku
"Aku masih di jalan cintaku."
"Aku sudah hampir satu jam loh
menunggumu disini..!" dengan sedikit marah karena lama menunggu.
"Sabar yah sayang aku akan balap, dan
sebentar lagi mungkin sampai kok sayang" dengan suara motor yang kedengarannya
dia mengebut.
"Jika kamu tidak datang kesini dalam
lima menit, jangan pernah panggil aku sayang..!!"
Nguuung pimp pimp braak...!!!!!!!
"Apa yang terjadi? Rio.. Rio..Rio..?!” kataku dengan berlari mencarinya.
Di dekat taman banyak kerumunan di situ. Dengan cepat Vega berlari ke arahnya dan apa yang dia lihat ternyata si Rio
tertabrak mobil truk. Mobil truk itu sudah lari, jadi si Vega tinggal duduk dan
menangis di depan tubuh Rio sambil meneteskan air matanya. Dan ada sesuatu yang
menyentuh tangannya. Ternyata tangan Rio, Rio masih hidup!
"Ya ampun, Rio kamu masih hidup yah!" dengan mata yang berkaca-kaca dan sambil menemaninya di mobil ambulans.
"Ya ampun, Rio kamu masih hidup yah!" dengan mata yang berkaca-kaca dan sambil menemaninya di mobil ambulans.
(Singkat cerita)
Sesampainya di rumah sakit Rio langsung
di bawa ke UGD dan aku menunggu di luar dengan penuh harapan agar Rio tidak
apa-apa. Sambil menetes air mata dan rasa gelisah di dalam hati dengan doa, "Ya Allah selamatkan lah Rio, aku tidak ingin dia ada apa-apa ya Allah.."
Lalu 3 jam sudah berlalu aku tertidur dan mendengar keributan di depanku,ternyata di UGD sudah banyak yang menjenguk Rio, aku langsung berlari ke arahnya dan melihatnya. Dia tersenyum dengan sangat indah, bagaikan baru di lahirkan. Aku langsung memeluknya dan menciumnya di kening dan di pipinya, lalu aku ada mendengar suara "deg...deg...deg..deg..." lalu aku berfikir, "Inikah arti sebuah cinta? Cinta yang butuh pengorbanan, gara-gara aku Rio harus ngebut karena takut aku lama menunggu...", aku sambil menangis terharu dan kesal dengan diriku sendiri. Sebab aku baru tau Rio sangat mencintaiku sampai harus begini. Lalu aku berkata, "Aku sayang kamu.." sambil menciumnya di bibir dia juga berkata, "Aku juga sayang kamu.." sambil memelukku dengan erat. Tak mau rasanya aku pisah dan pergi dari Rio, mungkin inilah yang akan aku alami dengan Rio selamanya.
Lalu 3 jam sudah berlalu aku tertidur dan mendengar keributan di depanku,ternyata di UGD sudah banyak yang menjenguk Rio, aku langsung berlari ke arahnya dan melihatnya. Dia tersenyum dengan sangat indah, bagaikan baru di lahirkan. Aku langsung memeluknya dan menciumnya di kening dan di pipinya, lalu aku ada mendengar suara "deg...deg...deg..deg..." lalu aku berfikir, "Inikah arti sebuah cinta? Cinta yang butuh pengorbanan, gara-gara aku Rio harus ngebut karena takut aku lama menunggu...", aku sambil menangis terharu dan kesal dengan diriku sendiri. Sebab aku baru tau Rio sangat mencintaiku sampai harus begini. Lalu aku berkata, "Aku sayang kamu.." sambil menciumnya di bibir dia juga berkata, "Aku juga sayang kamu.." sambil memelukku dengan erat. Tak mau rasanya aku pisah dan pergi dari Rio, mungkin inilah yang akan aku alami dengan Rio selamanya.
0 komentar:
Posting Komentar